Pada awalnya, sejarah Jawa Sunda (atau yang sering disebut sebagai Sunda-Galuh) adalah dua kerajaan yang terpisah di Pulau Jawa, yaitu Kerajaan Sunda yang berpusat di wilayah barat dan Kerajaan Galuh yang berpusat di wilayah timur. Kedua kerajaan ini memiliki kebudayaan dan bahasa yang berbeda.
Ketegangan antara kedua kerajaan ini dimulai pada abad ke-7 Masehi, ketika Kerajaan Sunda mulai mengalami kemajuan dan memperluas pengaruhnya di wilayah barat Jawa. Sementara itu, Kerajaan Galuh di wilayah timur juga mengalami kemajuan yang sama, sehingga persaingan antara kedua kerajaan semakin memanas.
Perang antara Kerajaan Sunda dan Galuh tercatat dalam naskah-naskah sejarah seperti Carita Parahyangan dan Naskah Wangsakerta. Meskipun perseteruan dan peperangan antara kedua kerajaan ini terjadi selama beberapa abad, namun pada akhirnya kedua kerajaan ini bergabung pada abad ke-13 Masehi di bawah kekuasaan Prabu Siliwangi dari Kerajaan Sunda, dan kerajaan baru tersebut dikenal dengan nama Kerajaan Sunda-Pajajaran.
Kesimpulannya, perseteruan antara Jawa dan Sunda atau Kerajaan Sunda dan Galuh terjadi karena persaingan kekuasaan dan pengaruh di Pulau Jawa pada masa lalu. Namun, setelah bergabung di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda-Pajajaran, kedua kebudayaan dan bahasa tersebut berkembang bersama dan membentuk identitas budaya yang khas di wilayah barat Jawa.
Komentar