Burung Sikatan Rimba (Arachnothera longirostra) atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Little Spiderhunter adalah burung endemik di Indonesia. Burung ini dapat ditemukan di hutan primer dan sekunder, tepi hutan, hutan rawa, dan kebun-kebun di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan.
Burung Sikatan Rimba memiliki panjang tubuh sekitar 15-16 cm dan berat tubuh sekitar 8-11 gram. Burung jantan memiliki warna bulu hijau keabu-abuan pada bagian atas tubuh dan kepala, serta warna merah di bagian tenggorokannya. Sedangkan burung betina memiliki warna bulu hijau keabu-abuan pada bagian atas tubuh dan kepala, serta warna putih pada bagian tenggorokannya.
Burung Sikatan Rimba terkenal dengan kebiasaannya yang suka mencari makan di antara dedaunan pohon, khususnya bunga-bunga yang sedang mekar. Burung ini juga suka mengunjungi tempat minum air dan dapat meluncur dengan cepat untuk menangkap serangga yang berada di udara.
Sayangnya, habitat alami burung Sikatan Rimba semakin berkurang akibat deforestasi dan perubahan penggunaan lahan. Oleh karena itu, burung ini termasuk dalam daftar merah spesies terancam oleh IUCN. Sebagai burung yang dilindungi, penting untuk menjaga keberadaan burung Sikatan Rimba dengan tidak menangkap dan memperdagangkannya serta menjaga kelestarian habitat alaminya.
Habitat burung Sikatan Rimba (Arachnothera longirostra) adalah hutan primer dan sekunder, tepi hutan, hutan rawa, dan kebun-kebun di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Burung ini lebih sering ditemukan di ketinggian 600-1.200 meter di atas permukaan laut.
Hutan primer adalah hutan yang masih asli atau belum pernah diusik oleh aktivitas manusia, sedangkan hutan sekunder adalah hutan yang sebelumnya telah ditebang atau dibuka lahan kemudian dibiarkan untuk kembali tumbuh alami. Burung Sikatan Rimba menghabiskan waktu di bagian tengah dan atas kanopi pohon, serta sering terlihat mencari makan di antara dedaunan pohon.
Sayangnya, habitat alami burung Sikatan Rimba semakin berkurang akibat deforestasi dan perubahan penggunaan lahan oleh manusia. Oleh karena itu, konservasi habitat alaminya sangat penting untuk melindungi keberadaan burung Sikatan Rimba dan spesies lain di ekosistem hutan. Beberapa upaya konservasi yang dapat dilakukan adalah melindungi hutan dan menghentikan aktivitas ilegal yang merusak habitat, serta melakukan program penanaman pohon di wilayah-wilayah yang telah mengalami kerusakan hutan.
Burung Sikatan Rimba (Arachnothera longirostra) adalah burung pemakan nektar, serangga, dan madu lebah. Kebiasaan makan utama burung ini adalah memakan nektar bunga, seperti nektar bunga kemboja, bunga melati, dan bunga pisang. Burung Sikatan Rimba menggunakan lidah panjangnya untuk menjilati nektar yang terdapat di dalam bunga.
Selain nektar, burung Sikatan Rimba juga memakan serangga kecil seperti kupu-kupu, lalat, semut, lebah, dan laba-laba. Burung ini sering terlihat mengintai dan mengejar serangga-serangga yang terbang di sekitar kanopi pohon.
Ketika mencari makan, burung Sikatan Rimba biasanya bergerak sendirian atau dalam kelompok kecil. Namun, pada musim buah-buahan, burung ini juga bisa bergabung dengan burung-burung lain untuk mencari makan bersama-sama.
Kebiasaan makan burung Sikatan Rimba yang banyak memakan nektar dan serangga sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem hutan dan mempercepat proses penyerbukan pada bunga-bunga yang dikunjunginya.
Berikut ini adalah beberapa tips cara merawat burung Sikatan Rimba:
Kandang
Pilih kandang yang cukup besar dan lapang, minimal 2x3 meter, dengan ketinggian minimal 2 meter dan beratap rapat. Kandang bisa diisi dengan ranting-ranting atau pohon kecil untuk meniru lingkungan alaminya. Selain itu, sediakan tempat berteduh dan tempat untuk mandi.
Makanan
Burung Sikatan Rimba diberi makan nektar, serangga kecil, dan madu lebah. Anda bisa memberikan makanan berupa larutan gula pasir dan air dengan perbandingan 1:3. Sediakan juga serangga kecil seperti ulat hongkong, jangkrik, belalang, atau kroto.
Perawatan
Burung Sikatan Rimba perlu dirawat dengan baik dan diberi perhatian yang cukup. Cek kesehatannya secara teratur, termasuk kondisi sayap, mata, dan paruh. Anda bisa mengajari burung ini untuk mendekati tangan Anda dengan memberi makan secara perlahan. Burung ini juga perlu dibersihkan setiap hari dengan menyeka kandang dan mengganti air minum serta tempat mandi.
Lingkungan
Burung Sikatan Rimba membutuhkan lingkungan yang tenang dan minim gangguan untuk merasa nyaman dan bisa tumbuh dengan baik. Jangan biarkan burung ini berada di tempat yang terlalu panas atau terlalu dingin. Hindari juga menempatkan burung ini di dekat tempat yang bising atau terkena polusi.
Berikut ini adalah beberapa tips cara merawat burung Sikatan Rimba:
Kandang
Pilih kandang yang cukup besar dan lapang, minimal 2x3 meter, dengan ketinggian minimal 2 meter dan beratap rapat. Kandang bisa diisi dengan ranting-ranting atau pohon kecil untuk meniru lingkungan alaminya. Selain itu, sediakan tempat berteduh dan tempat untuk mandi.
Makanan
Burung Sikatan Rimba diberi makan nektar, serangga kecil, dan madu lebah. Anda bisa memberikan makanan berupa larutan gula pasir dan air dengan perbandingan 1:3. Sediakan juga serangga kecil seperti ulat hongkong, jangkrik, belalang, atau kroto.
Perawatan
Burung Sikatan Rimba perlu dirawat dengan baik dan diberi perhatian yang cukup. Cek kesehatannya secara teratur, termasuk kondisi sayap, mata, dan paruh. Anda bisa mengajari burung ini untuk mendekati tangan Anda dengan memberi makan secara perlahan. Burung ini juga perlu dibersihkan setiap hari dengan menyeka kandang dan mengganti air minum serta tempat mandi.
Lingkungan
Burung Sikatan Rimba membutuhkan lingkungan yang tenang dan minim gangguan untuk merasa nyaman dan bisa tumbuh dengan baik. Jangan biarkan burung ini berada di tempat yang terlalu panas atau terlalu dingin. Hindari juga menempatkan burung ini di dekat tempat yang bising atau terkena polusi.
Untuk burung Sikatan Rimba, perbedaan antara jantan dan betina dapat dilihat dari karakteristik fisik dan warna bulu. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara burung Sikatan Rimba jantan dan betina:
Ukuran
Jantan biasanya sedikit lebih besar dari betina, dengan panjang tubuh sekitar 16-17 cm dan berat sekitar 21-23 gram, sedangkan betina biasanya memiliki panjang tubuh sekitar 15-16 cm dan berat sekitar 20-22 gram.
Warna bulu
Burung Sikatan Rimba jantan memiliki warna bulu yang lebih mencolok dibandingkan betina. Jantan memiliki bulu berwarna hijau kebiruan pada bagian atas tubuh dan kepala, sedangkan betina memiliki bulu berwarna hijau kecoklatan atau keabu-abuan. Selain itu, jantan memiliki warna kekuningan atau jingga di bawah sayap dan di bawah ekor, sedangkan betina tidak memiliki warna tersebut.
Daerah paruh
Daerah paruh pada burung Sikatan Rimba jantan berwarna merah sedangkan pada betina berwarna hitam.
Suara
Suara burung Sikatan Rimba jantan dan betina berbeda. Jantan memiliki suara yang lebih keras dan melengking, sedangkan betina memiliki suara yang lebih lembut dan serak.
Tingkah laku
Pada saat musim kawin, jantan biasanya menunjukkan perilaku yang lebih agresif dengan mengeluarkan suara keras dan memamerkan bulunya yang mencolok untuk menarik perhatian betina. Sementara itu, betina lebih cenderung menjaga sarang dan mengerami telurnya hingga menetas.
Perbedaan ini tidak selalu konsisten pada semua individu, sehingga identifikasi jenis kelamin yang akurat dapat memerlukan pengamatan yang lebih teliti atau melalui pemeriksaan oleh ahli burung.
Suara burung Sikatan Rimba biasanya terdengar cukup khas dan menarik perhatian. Suara jantan dan betina juga memiliki perbedaan yang dapat dibedakan.
Suara burung Sikatan Rimba jantan terdengar cukup keras dan melengking dengan nada yang berbeda-beda. Beberapa suaranya terdengar seperti "cik-cik-cik-cik" atau "cuit-cuit-cuit-cuit". Suara jantan ini biasanya dihasilkan untuk menarik perhatian betina atau untuk menunjukkan dominasi dalam area keberadaannya.
Sementara itu, suara burung Sikatan Rimba betina terdengar lebih lembut dan serak. Suara betina biasanya terdiri dari beberapa nada yang terputus-putus dan berirama. Suara betina ini biasanya dihasilkan sebagai tanda peringatan atau untuk memanggil jantan atau anak burung.
Kedua jenis suara tersebut sering kali terdengar di habitat asli burung Sikatan Rimba, seperti di hutan-hutan atau area terbuka dengan banyak pepohonan. Suara burung Sikatan Rimba cukup unik dan menarik untuk didengar.
Komentar